Galaksi

Milky WayPada malam hari yang cerah, di daerah yang tidak terganggu oleh polusi cahaya, kita dapat mengamati sesuatu yang tampak seperti deretan awan yang memanjang di langit. Sejak dahulu manusia sudah meneliti apa sebenarnya yang terlihat itu, dan seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan manusia, perlahan namun pasti rahasia itu terungkap. Deretan awan itu ternyata merupakan bintang-bintang, tampak seperti awan karena banyak namun lebih redup dibandingkan bintang-bintang lain. Pada beberapa tempat di sepanjang ‘awan’ itu, terdapat bintang-bintang yang terang.

Selain itu, juga ditemukan keberadaan galactic cluster dan globular cluster. Cluster/gugus bintang ini menambah referensi bagi ilmuwan untuk mempelajari Galaksi.

Dengan perkembangan astronomi radio, diketahui pula banyak hal lain, diantaranya keberadaan gas di sepanjang ‘awan’ tersebut. Saat ini, seudah cukup banyak yang diketahui manusia, namun tentunya niat untuk mempelajari lebih lanjut tidak berhenti begitu saja.

Salah satu penelitian fundamental tentang Galaksi dilakukan oleh Harlow Shapley pada 1918. Shapley mengamati keberadaan globular cluster, dan mendapati bahwa sebaran globular cluster hanya di bagian luar pita Milky Way, dan terkonsentrasi pada arah rasi Sagittarius. Pada masa itu Shapley tidak menemukan globular cluster di dalam pita, namun pada masa kini diketahui bahwa ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Walau demikian, hasil analisis Shapley tidak salah.

Hasil pengamatan Shapley ini digunakannya untuk mengetahui kemana arah pusat Galaksi. Sebelumnya, teori yang diterima adalah sistem tata surya berada di pusat Galaksi, diajukan oleh Sir William Herschel pada akhir abad 18. Herschel berpendapat pusat Galaksi memiliki konsentrasi bintang yang besar, dan karena dia tidak menemukan daerah dengan konsentrasi bintang yang besar di langit, maka dia berkesimpulan bahwa Tata Surya berada di pusat Galaksi.

Pada awal abad 20, Kapteyn memperkuat pendapat Herschel, dan dari hasil observasinya Kapteyn berkesimpulan bahwa Galaksi memiliki ketebalan 6.000 LY, dan melintang sepanjang 30.000 LY, dan Tata Surya berada di tengahnya.

Shapley melakukan pengamatan di Mount Wilson Observatory, dia menemukan keberadaan varibel Cepheid di dalamnya. Dengan menggunakan hasil penemuan Henrieta Leavitt tentang penentuan jarak dengan Cepheid, Shapley bisa menentukan jarak globular cluster yang diamatinya. Didapati kenyataan bahwa globular cluster berada pada jarak yang jauh, antara 50.000 – 200.000 LY. Lalu Shapley mengambil kesimpulan bahwa Galaksi memiliki diameter mencapai 300.000 LY – jauh lebih besar daripada yang dikemukakan Kapteyn. Shapley juga menyatakan pusat Galaksi berada pada arah konstelasi Sagittarius, dengan melihat hasil penelitiannya atas sebaran globular cluster.

Temuan Trumpler, ada penghalang yang membuat bintang-bintang yang tampak di piringan Galaksi tidak memiliki jarak yang jauh. Globular cluster tidak berada di piringan Galaksi, karena itu dia bisa terlihat walau jaraknya begitu jauh. Temuan Trumpler ini menjelaskan kenapa Kapteyn justru mendapatkan angka yang kecil ketika menghitung diameter Galaksi, dan secara tidak langsung temuan ini mendukung pendapat Shapley.

Galaksi

Model Galaksi kemudian disusun seperti gambar di atas. Globular cluster tersebar di luar piringan, dengan konsentrasi pada sekitar pusat Galaksi. Pusat Galaksi sendiri merupakan daerah padat bintang, dan pada penampang piringan tampak lebih tebal daripada bagian lain. Matahari tidak berada di pusat, melainkan pada jarak 50.000 LY dari pusat Galaksi. Diameter Galaksi mencapai 300.000 LY. Di kemudian hari, revisi dilakukan atas hasil perhitungan Shapley diatas karena keberadaan materi pengabsorpsi harus dipertimbangkan. Jsdinya, jarak Matahari dari pusat Galaksi +/- 30.000 LY, dan diameter +/- 100.000 LY.

7 thoughts on “Galaksi

  1. ‘Alaikum salam wr wb.
    Galaki yang mana dulu nih? Kalau galaksi selain bima sakti, tinggal diambil fotonya saja pakai teropong bintang. Sedangkan untuk bima sakti,karena kita ada di dalamnya, maka jadi sedikit sulit.

    Yang dilakukan astronom untuk mengilutrasikan bima sakti cukup banyak, diantaranya dengan menentukan jarak bintang-bintang tertentu, mengamati nebula, menghitung gerakan bintang relatif terhadap matahari dsb. Maaf ya, belum bisa saya sampaikan secara lebih lengkap, soalnya buru-buru. Insya Allah dalam waktu dekat saya akan aktifkan lagi blog ini, dan mudah2an saya bisa posting tentang galaksi lagi.

    Like

  2. Apakah di indonesia ada badan antariksa layaknya nasa??? tapi selain lapan??
    Maksudnya saya pengen bekerja di bidang hal seperti ini….

    Dan Oya,,
    Mengenai pelanet Nibiru tau yang disebut planet X itu,benar adanya???

    Like

  3. NASA itu kan lembaga pemerintah, jadi sama seperti LAPAN di Indonesia. NASA dan juga LAPAN berkoordinasi dengan semua lembaga penelitian antariksa lain (termasuk unibersitas). Kalau di Indonesia ada Observatorium Bosscha ITB sebagai pusat penelitian astronomi.

    Like

  4. Assalammu’alakum Wr.Wb

    Saya pernah membaca di suatu sumber bahwa planet baru dalam tata surya qta adlh 2003 UB 313. Apa bener itu????

    Atao planet qta hanya ada 8 untuk sementara itu???

    Thankz!!!
    Wasslammu’alaikum Wr.Wb.

    Like

  5. mo nanya donk,..
    galaksi bima sakti punya brp planet sih,??apa bedanya galaksi bima sakti sama sistem tata surya,??

    Like

  6. mbak aku pengen ikut olimpiade tapi bisa g minta file tentang Astronomi?tolong bls d e-mail aku zw mbak

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.