Kalah Dengan Tragis

Siapapun yang menonton pertandingan Arab Saudi vs Indonesia sabtu malam pasti akan bilang permainan personel tim nasional Indonesia keren abis. Melihat gol indah Elie Aiboy dan striker-striker Arab Saudi yang frustasi karena hampir selalu gagal mencetak gol (pertahanan Indonesia keren), inilah permainan timnas terbaik yang pernah saya tonton.

Dari beberapa menit awal babak pertama sampai menit akhir babak kedua skor imbang 1 – 1.

Sayang sekali harus kalah, karena dimenit akhir itu sebuah bola hasil sundulan orang Arab masuk ke gawang Indonesia. Bete banget gak seyh… Saya dan beberapa teman yang nonton di kampus hanya bisa ternganga meratapi nasib, setelah sebelumnya ikut berteriak gembira karena kemungkinan besar skor akhir imbang. Kalo imbang kan bagus, kesempatan untuk lolos babak berikutnya terbuka lebar. Tapi kalah, gara-gara gol di menit akhir pula… tragis betul…

Kalo main dengan semangat kayak gitu, plus stamina yang ditingkatkan, lawan Korea Selatan hari Rabu ntar menang lah…

This Post was posted in Uncategorized and tagged . Bookmark the permalink.

7 thoughts on “Kalah Dengan Tragis

  1. Sepakat om ngadimin. Korea kalah lawan Bahrain, maka secara matematis Indonesia ntar menang lawan Korea 😛

    Kalo saya mah nontonnya di tipi ajah… 😀

    Like

  2. duh duh duh, indonesia kalah sm arab saudi? sgitu aja heboh bgt siyy. saya percaya anda seorang muslim kan? arab saudi juga negeri muslim. kenapa sih harus ada ikatan yang bernama nasionalisme?! sedih aja liatnya umat muslim sekarang terbatasi/terbelenggu atas nama NASIONALISME, padahal nasionalisme itu cuma bentar menyatukan orang, tengok aja kasus malysia-indonesia atas perebutan pulau sipadan-ligitan, sampe banyak yang bikin posko2 ganyang malaysia. namun apa mau dikata kedua pulau itu akhirnya jatuh ke tangan malaysia. posko2 itu ga kdengeran lagi tuh..
    jadi efeknya cuma bentar, apalagi malaysia sama-sama negeri muslim.
    setuju kan pak kalo nasionalisme adalah ikatan yang rapuh dan kontemporer sifatnya

    Like

  3. @ azfa
    Waduh…



    Wahahahahahaaa…
    Jujur deh, saya tertawa membaca komentar anda.

    Saya tidak menyebut-nyebut nasionalisme apalagi sampai mengutuk orang Arab Saudi. Dan saya nggak pernah mengaitkan sebuah even olah raga dengan politik, kecuali satu: kalau terkait Israel. Karena Israel bukan sebuah “negara”.

    Emangnya kenapa kalau saya mendukung tim Indonesia? Gak ada bedanya dengan saya dukung Semen Padang di Liga Indonesia, atau saya dukung Inter Milan di Liga Italia, Borussia Dortmund di Jerman, atau Chicago Bulls di NBA, McLaren-Mercedes di Formula 1 dsb dll…

    Lalu kenapa pula kalau saya dukung Indonesia melawan tim “negara Islam” Arab Saudi? Apakah anda khawatir bahwa para 80.000 suporter di Senayan itu akan mendengungkan Ganyang Arab? Anda pikir mereka itu bodoh dan picik apa, gara-gara bola bisa sampai perang??

    Prinsip utama dalam olah raga adalah sportivitas dan persahabatan. Sportif, kalau kalah ya udah, kalah. Gak usah dimasukin ke hati. Saya nggak dendam kok sama Arab Saudi, kalau dendam ntar saya nggak bisa naik haji dong. Persahabatan, yang namanya pertandingan itu bukan bukan buat gengsi bahwa “negara saya superior” atau “tim gua hebat ketimbang tim elu”. Pertandingan itu untuk mendekatkan. Seperti halnya Rasulullah SAW yang pernah berlomba lari dengan istrinya, Aisyah RA, yang mengesankan betapa mesranya mereka…

    Lagi pula saya juga mendukung negara lain, apalagi setelah Indonesia gagal ke perempat final. Saat ini saya dukung Uzbekistan dan Iran. Jangan-jangan ntar diprotes pula karena Iran itu syiah dan Uzbekistan sedang dikuasai pemerintahan sekuler? Halah… sakit…

    Soal Ambalat, Sipadan – Ligitan dan nasionalisme mungkin saya bisa sepakat dengan anda. Tapi menyamakan dukungan saya terhadap timnas Indonesia dengan kasus itu… jauuuuhhhh…

    Mo tanya ah. Kalau misalnya negara Islam Internasional terbentuk, lalu ada provinsi Arab Saudi dan provinsi Indonesia. Mereka gak boleh bertanding sepak bola ya?

    Piss ah…

    Like

  4. wah sensi nih?
    bukan tidak mungkin jika suatu saat akan ada NEGARA ISLAM yang benar-benar menjalankan sistem Islam dari A-Z. dan mungkin saja akan ada tim sepakbola negara islam yang pemainnya dariberbagai wilayah, misal striker dari wilayah senegal, penjaga gawang dari wilayah asia tenggara dll
    min bola antar “provinsi” di negara islam internasional, saya kira boleh2 aja, tergantung ijtihadnya Khalifah (kasihan khalifah ijtihad teruuus, tentunya khalifah itu orang yang berkualifikasi, makanya tdk main2 jd khalifah, umar bin khattab aja malah berandai-andai bahwa ia ingin menjadi tanah karena beratnya menanggung amanah sebagai khalifah), tapi kaum muslimnya jangan terprovokasi atas nama wathaniyyah, atau kesukuan..
    gituu

    pisss
    nb: dateng yah ke konferensi khilafah internasional di GBK tgl 12 agustus 2007,
    media meramalkan khilafah akan tegak H+2 nya. amin

    Like

  5. Makjang… awak pula yang dibilangnya sensi… Jelas-jelas dia yang sensi ngeliat awak nulis tentang bola… Bola kok nasionalis, haha…

    Udah ah, males ribut soal beginian. Mending ikutan kampanye Adang – Dani (tapi saya mah domisili ti Bandung… jauh euy ka Jakarta…)

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.